My books are like my future grayeard. Quiet and silent.

Selamat Datang Ke Dunia, Anak Kelima Saya, ELIPSIS

on
Thursday, September 18, 2014
Elipsis (yang dulunya berjudul Atran) akan beredar di toko buku pada 29 September 2014. Bergenre paranormal romance, psychology, dan family. Saya menulis naskah ini tahun 2011 (3 tahun yang lalu). Elipsis adalah naskah saya yang paling banyak menerima penolakan dari penerbit. Mungkin karena mengusung tema yang riskan? Saya kurang tahu pasti karena penerbit-penerbit yang menolaknya juga tidak memberi alasan pasti.

Elipsis juga pernah mendapat kontrak penerbitan dari penerbit lain. Namun karena proses revisi yang mengubah esensi cerita, saya dan penerbit sepakat untuk membatalkan kontrak penerbitan. Waktu berlalu dan naskah ini pun kemudian berhasil lahir ke dunia dalam bentuk eksemplar dan bisa kalian temukan di toko buku. ELIPSIS kini diterbitkan oleh Penerbit POP, KPG (Kepustakaan Populer Gramedia).

Berikut preview kover dan blurbs-nya... :)





Eeuwige liefde is liefde die niet meer terugkomt.
Cinta yang abadi adalah yang tak kembali.

Atran sudah berhenti menghubunginya. Kalea memutuskan untuk terus menjalani hidup dengan menerima lamaran laki-laki lain. Kendati demikian, kenangan bersama Atran tak akan pernah memudar barang sedetik. Atran bukan laki-laki biasa. Ia bisa berbicara dengan angin dan pohon. Ia selalu tahu kapan hujan akan turun, kapan kematian mengepakkan sayap. Ia mampu berbicara dengan roh dan semesta. Namun, dengan segala kemampuan supernatural yang dimilikinya, mengapa Atran mengabaikannya? Tak bisakah Atran mendengar panggilannya? Dua
tahun berlalu dan ia dibiarkan meragu.

Berpisah darimu bagaikan sebuah elipsis—jeda yang tak terisi oleh katakata. Ketika kau jauh, aku menemukan bahwa di antara kita ada ikatan tak kasat mata, kata-kata yang tak terucap, rasa yang tak terungkap, memori yang menguat seiring besarnya jurang pemisah antara kita. Kau bilang kau mencintaiku. Kau bilang kau akan kembali. Namun selalu ada ruang untuk meragu. Selalu ada elipsis yang kemudian diisi oleh rasa kehilangan. Selalu ada jeda bagi hati yang kosong.
on
Thursday, August 21, 2014
Saya mengenakan hijab bukan agar terlihat lebih cantik.
Sebab saya terlihat lebih cantik tanpa hijab.
Saya mengenakan hijab karena saya menyadari, kalau saya bisa tampil cantik di hadapan Allah, apa pentingnya pendapat manusia lain?

Saya mengenakan hijab bukan untuk menutupi kekurangan.
Sebab saya menganggap kekurangan saya sebagai kelebihan.
Saya mengenakan hijab sebagai bentuk pasrah saya pada ketentuan Allah. Bahwa hal buruk apa pun yang mungkin terjadi di masa depan adalah ujian-Nya, bukan hukuman.

Saya mengenakan hijab bukan hanya untuk melindungi diri dari pandangan lawan jenis.
Saya mengenakan hijab juga untuk membantu lawan jenis melindungi pandangannya.

Saya mengenakan hijab bukan karena saya lebih baik dari mereka yang belum berhijab.
Saya mengenakan hijab sebab saya yang sekarang lebih baik dari saya yang dulu.

Saya mengenakan hijab tidak ada urusannya dengan manusia lain. Saya dan hijab saya adalah urusan saya dengan Allah. Tidak ada urusannya dengan opini orang lain. Pendapat orang lain itu tidak penting lagi di telinga saya.

Dan kalaupun saya bersolek, itu agar saya nyaman dengan diri saya. Bukan untuk mendapatkan pujian dari manusia lain. Sekian.