My books are like my future grayeard. Quiet and silent.

BERSIAP LAHIR, ANAK KETUJUH SAYA "FEBRUARI: ECSTASY", A ROMANCE THRILLER NOVEL

on
Wednesday, January 21, 2015
Pertama tama, saya mohon maaf karena belum sempat blogwalking. Saya sedang bepergian keluar kota dan tidak membawa laptop. Saya update melalui ponsel. Dan aplikasi blogger android tidak ada tampilan komen zzzz.

Kedua, saya mengucap syukur karena resolusi saya untuk menelurkan satu novel per tahun terwujud. Alhamdulilah.

Ketiga, saya bersyukur karena berhasil mewujudkan impian saya untuk menulis novel romance thriller dengan setting pengedaran narkoba. Terus terang sudah sejak lama saya sangat ingin menulis tema itu namun tidak punya keberanian dan kemampuan yang cukup. Beruntung Allah memudahkan saya melalui dua kawan yang merupakan rekan trio dalam penggarapan ECSTASY, Ari Keling dang Ayu Welirang. Mereka berdua penulis yang baik. Ari yang kuat dalam action dan romance. Ayu yang kuat dalam deskripsi dan punya gaya penceritaan unik. Saya beruntung keduanya mau menjadi rekan saya dalam menulis novel pesanan Grasindo ini. Terima kasih, kalian...

FEBRUARI: ECSTASY adalah novel seri Monthly dari Penerbit Grasindo. Digarap trio oleh saya, Ari, dan Ayu. Seri JANUARI: FLASHBACK ditulis oleh tiga penulis lainnya sudah beredar di toko buku. ECSTASY akan kalian temukan di toko buku pada 10 FEBRUARI 2015.

Berikut intipan kovernya...

Nanti kalo ketemu anak ketujuh saya ini, ECSTASY, di toko buku jangan lupa didadah dadah ya :))

on
Monday, November 10, 2014
Kamu ada dalam doaku. Doa yang kupanjatkan dalam sunyi. Sebab tak seorang pun perlu tahu soal kamu. Soal masa lalu. Kamu ada dalam doaku karena hanya begitu saja yang kumampu. Kamu dan aku lebih baik sendiri, bukan? Jarak ini adalah apa yang kamu pilih. Kenapa menyesalinya kini?

Kamu tidak masuk dalam relung benci. Tidak pula masuk dalam relung rindu. Kamu adalah takdir. Takdir yang kujalani karena tak ada jalan lain. Kamu adalah kegetiran yang terpaksa aku kecap. Kamu adalah awal penderitaan jalan yang terpaksa aku jalani. Kamu adalah harapan yang berakhir bencana.
Terlepas dari kegetiran dan penderitaan itu, kamu adalah bagian dari takdirku. Untuk itu aku mengingatmu dalam doa sembunyi-sembunyi. Semoga kamu sehat, semoga kamu bahagia dengan pilihanmu, semoga kamu menjalani hidupmu sebaik-baiknya, semoga Tuhan selalu menempatkanmu dalam perlindungan-Nya.
Karena hanya itu yang terbaik yang aku bisa. Karena begitu satu-satunya cara yang tersisa. Barangkali, di masa depan yang lebih baik, aku bisa memberikan yang lebih baik. Barangkali.
Kamu tahu kamu adalah takdirku. Dan aku tidak bisa lari darimu.
Aku juga adalah takdirmu. Kamu juga tidak bisa lari.
Itu sebabnya…


kamu berusaha mencari keberadaanku, kan?